hari ini :

Home » Opini » Porang Tumbuhan Penghasil Umbi Ibarat Inem Pelayan Nan Sexy

Porang Tumbuhan Penghasil Umbi Ibarat Inem Pelayan Nan Sexy

Oleh :
Dr. Drs. Martua Suhunan Sianipar, M.S
(Dosen Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertania Universitas Padjadjaran)

EDUPUBLIK – Tanaman Porang (Amorphophallus muelleri blume), akhir akhir ini menarik perhatian sewaktu Presiden Jokowi melarang dilakukannya ekspor porang dalam bentuk umbi. Bahkan Presiden menyatakan bahwa porang akan menjadin komoditas ekspor andalan Indonesia dikemudian hari.

Tanaman Porang adalah sejenis tanaman semak yang tumbuh liar di hutan. Tanaman Porang merupakan tanaman asli Indonesia, merupakan tanaman umbi umbian yang bisa diolah menjadi tepung konjak atau tepung Glocumannan, tepung beras, pengental, jelly,penjernih air, hingga pembuat lem, bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah, untuk produk kue, roti, es krim,p ermen, pelapis anti air, cat tembok, penguat tenunan kain,pembuat kertas tipis tahan air, menyerap kalsium untuk fungsi saraf dan serat otot,pembuatan keripik, pengisi tablet, pengental, negative flm, pita seluloid, mi shirataki, campuran produk kue sampai kosmetika. Porang juga mampu menurunkan berat badan karena memberikan rasa kenyang yang lama. Konjak sendiri dikenal memiliki banyak serat. Itu sebabnya shirataki berbahan konjak memiliki rasa lebih kenyal dengan kandungan Karbohidrat lebih rendah dari pada tepun terigu atau tepung beras. Mi Shirataki berbahan konjak sering dipakai di Jepang untuk mi ramen. Popularitas Shirataki dipercaya sebagai menu diet dan gaya hidup sehat.Bayangkan Satu hektar lahan tanaman porang mampu menghasilkan 15 – 20 ton porang. Pada musim tanaman pertama kali panen dalam 7 – 8 bulan dapat menghasilkan uang hingga Rp. 40 juta. Ini nilai yang sangat besar dan pasarnya masih terbuka lebar. Sexi bangetkan harganya.

Tanaman porang telah dikenal sejak zaman penjajahan Jepang dimana rakyat dipaksa untuk menanam porang bagi keperluan industri dan bahan pangan mereka. Tanaman porang merupakan tanaman anggota family Aracacea yang secara umum dikenal dengan nama bunga bangkai karena baunya yang tak sedap. Diberbagai daerah porang memiliki nama yang berbeda beda. Ada yang menyebutnya iles-iles, iles kuning acung atau acoan. Budi daya porang terbilang mudah dan murah karena tidak memerlukan banyak perlakuan khusus. Tanaman porang mudah tumbuh dalam berbagai kondisi tanah, bahkan dilahan kritis sekalipun. Porang mengandung karbohidrat, lemak, protein mineral, vitamin, Kristal kalsium oksalat, alkaloid dan serat pangan. Karbohidrat dari porang terdiri atas pati, glukomannan serat kasar dan gula reduksi. Kristal kalsium oksalat bila dimakan mentah akan menyebabkan rasa gatal di lidah dan tenggorokan. Akan tetapi keberadaan kalsium oksalat pada porang ini pulalah yang membuatnya bermanfaat sebagai bahan pangan. Jangan khawatir rasa gatal di lidah maupun ditenggorokan dapat diatasi dengan perendaman dalam larutan garam atau asam.

Adapun ciri ciri tanaman porang untuk kita ketahui adalah Daunnya lebar dengan ujung daun runcing dan berwarna hijau, kulit batangnya halus dengan warna belang belang hijau serta putih, pada permukaan umbi tidak ada bintil umbi yang berserat halus dengan warna kekuningan, pada setiap pertemuan cabang dan ketiak daun terdapat bubil/ umbi katak, umbi tanaman porang tidak dapat dikomsumsi secara langsung tetapi terlebih dahulu harus melalu proses.

Harga porang terus melonjak dari tahun ke tahun menjadikan banyak petani yang banting setir menanam porang. Harga porang segar saja beberapa tahun lalu hanya Rp. 4.000.00 per Kg, kini bila sudah menjadi porang kering harganya bisa mencapai Rp. 15.000 sampai Rp. 30.000 per Kg. Apabila sebelum diekspor porang diolah menjadi tepung Glukomannan harganya bisa mencapai Rp. 100.000 per Kg. Umumnya porang diekspor antara lain ke China,Jepang, Australia dan Vietnam. Badan Karantina Pertanian tahun (2018) mencatat eksport tanaman porang Indonesia mencapai 254 ton dengan nilai Rp. 11,31 Milyar. Adapun sentra sentra budidaya porang dan pengolahan umbi porang tersebar di Jawa Barat, Jatim, NTT, NTB, Aceh, Sulawesi Selatan dan Jawa Timur. Kementerian Pertanian merencanakan pada 2021 target tanaman porang mencapai 11.000 ha.

Tanaman porang yang dibudidayakan harus mempunyai kualitas yang baik. Adapun syarat tumbuhnya tanaman porang yang perlu kita ketahui, antara lain : Kita siapkan umbi batang berukuran sedang yang telah memiliki titik tumbuh atau biji dari bunga porang, siapkan lahan dan tidak perlu luas tapi berada di ketinggian sampai 700 dpl (terbaik pada 100 – 600 dpl) dengan tekstur ringan hingga sedang, gembur, subur dan lahan harus cukup sinar matahari, usahakan disekitar keliling lahan banyak pohon pelindung, serta harus bersih dari gulma. Selanjutnya lakukan proses penggemburan lahan dan buat lobang tanam seluas 25 x 50 Cm atau 25 x 60 Cm. Jaga keasaman tanah pada pH 6 – 7. Adapun jarak tanam porang yang ideal 1 m x 1 m. Kemudian lahan yang telah dilobangi ditaburi dengan pupuk kompos dan sekan untuk pertumbuhan optimal porang. Penanaman bibit sebaiknya dilakukan diawal musim hujan sekitar bulan Nopember – Desember. Proses tanam dengan menggunakan umbi bisa langsung ditanamankan pada lobang. Akan tetapi penanaman biji sebelumnya biji ditanamkan pada polybag terlebih dahulu. Pemberian pupuk bersifat wajib pemupukan pertama dilakukan sebelum umbi ditanam dan pemupukan kedua setelah tanaman porang mulai tumbuh. Pupuk yang digunakan berjenis NPK atau TSP. secukupnya saja. Meskipun demikian pemupukan mesti dilakukan tiap dua sekali selama 18 bulan.Tanaman mulai tumbuh setelah berusia lima bulan. Lewat lima bulan, porang akan layu menguning lalu mati dengan sendirinya. Disekitar daun dan tangkainya terdapat umbi yang dapat dijual atau ditanam kembali. Karena penanaman porang dilakukan awal musim hujan maka gulma akan juga turut tumbuh. Karena itu lakukan pembersihan atau penyiangan secara rutin dengan menggunakan sekop dan cangkul. Gulma segera timbun dalam tanah karena berguna sebagai pupuk tanaman. Usahakan tiap lobang tanaman porang dilakukan penjarangan tanaman porang agar hanya ada satu tanaman poran yang tumbuh agar didapat umbi porang berukuran besar.Panen pertama bila porang ditanam dalam bentuk umbi hanya butuh waktu tujuh bulan saja. Secara umum panen porang pertama kali dilakukan setelah porang berusia dua tahun dan porang yang dipanen harus berukuran lebih dari 1 kg, sedangkan umbi yang kecil jangan dipetik, biarkan saja untuk dipanen tahun berikutnya. Satu pohan porang bisa menghasilkan umbi sekitar berat 2 kg dan dari sekitar 40 ribu tanaman dalam satu hektarbisa dipanen 80 ton umbi pada periodepemanenan tahun kedua. Setelah dipanen umbi porang bersihkan dengan air dari tanah dan akar, kemudian dipotong dan di jemur. Panen porang baiknya dilakukan pada musim kemarau dan bersamaan dengan harga porang akan sangat mahal.

Tentu saja kita harus waspada terhadap salah satu faktor penyebab menurunnya poduk tanaman porang yaitu adanya sejumlah hama dan penyakit tanaman porang diantaranya ulat, belalang, siput, daun terbakar matahari dan jamur yang menyerang umbinya. Adapun jenis penyakitnya adalah nematoda Heterodera, busuk batang semu, layu daun oleh jamur sclerotium sp, Rhyzoctonia sp, Cercospora sp yang menyerang umbi porang. Nematoda ini dapat diatasi dengan menggunakan Carbofuran. Untuk mengendalikan penyakit yang menyerang umbi porang dapat menggunakan fungisida Ridomil dan Benlate.Serangan hama sebenarnya tidak mengkhawatirkan karena bila dimakan oleh hama maka akan terasa gatal pada lidah dan kerongkongan hama seperti babi hutan, landak dan tikus dan bisa menyebabkan khewan tersebut muntah muntah. Bila memerlukan pestisida untukmengendalikan hama bisa menggunakan Basudin dan Thiodan.[MSS]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

shares