EDUPUBLIK, Kab Bandung – Bertempat di Kawasan Ekowisata dan Budaya Alam Santosa yang tepatnya di Pasir Impun Desa Cikadut, Cimenyan, Kabupaten Bandung, telah berlangsung Rakernas Ke-1 Perhimpunan Anak Desa Indonesia (PADI). Rakernas yang pertama ini, yang dihadiri sekitar 50 peserta termasuk undangan, telah berlangsung selama dua hari (4 – 5 Desember 2021), dengan mengusung thema ‘Menumbuhkan Kekompakan untuk Tumbuh Bersama dalam Membangun Desa’.
“Hari pertama kami anggap sebagai ajang konsolidasi, inventarisasi potensi SDM baik pengurus di tingkat DPP maupun DPW, termasuk inventasisasi Dewan Pakar yang memiliki jejaring untuk pengembangan organisasi ini,” papar Rizki Akbar Fatoni sambil menambahkan –“Hari ke-2 fokus ke masalah internal, termasuk merumuskan program PADI bersama BOMA (Baresan Olot Masyarakat Adat) Jabar, Gerakan Hejo, Minaqu Indonesia, dan dengan Koperasi Agro Tora Wajasakti.”
Selanjutnya menurut Rizki Akbar Fatoni yang biasa disapa Kang Akbar didampingi rekannya Erik Supriatna Ketua DPW Jabar PADI, menilik perolehan hasil Rakernas PADI ke-1 di hari kedua, yang salah satunya menghadirkan unsur pengayaan dari PPKB (Putra-Putri Keluarga Besar) Brimob Jabar, Asprumnas (Asosiasi Pengembang dan Pemasar Rumah Nasional).
“Yang menarik dengan Asprumnas, kami tadi mengusulkan agar mendisain rumah untuk sedikitnya ada ruang sekitar beberapa meter persegi, sebagai tempat budi daya tanaman hias. Ini mengantisipasi trend ekspor tanaman hias yang tak terbatas jumlahnya, berdasar peluang usaha dari Minaqu Indonesia,” kata Akbar sambil menambahkan –“Sedikitnya nanti ada 10 ribu rumah yang akan dilengkapi disain khusus ini.”
Kembali Kang Akbar ditanya tentang idealisasi dari aktivitas PADI yang dianggap paling penting untuk generasi muda kita?
“Diberbagai daerah telah muncul kabar baik, banyak pemuda yang kembali ke desa. Menggali potensi ekonomi di desa, dan siap berkarir di desa. Tentu ini tugas PADI dan stake holder lainnya, segera harus menyiapkan ribuan peluang kerja. Faktanya, sektor pertanian dan peternakan bila digarap serius, bisa menghasilkan nilai ekonomi berlipat, apalagi orientasinya ekspor kini sangat terbuka. Ini cara ampuh, bagi SDM unggulan desa untuk tak selalu terbawa arus urbanisasi, ” ujarnya dengan menambahkan – “Intinya, kami ini ingin mencari dan membina petani atau peternak yang amanah. Itu saja.”
Gerakan Hejo & PADI
Dalam kesempatan terpisah, Eka Santosa Ketua Umum DPP Gerakan Hejo yang pada hari pertama sempat membuka penyelenggaraan Rakernas ini, dan pada hari ke-2 berdiskusi intens dengan unsur PADI, kepada redaksi menyatakan optimis sejumlah program kerja yang digagas untuk pengembangan ekonomi di pedesaan:
“Yakin, akan berhasil dengan baik. Contoh, dalam hal pemanfaatan Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA) di Kabupaten Sukabumi. Melalui Kang P. Dani Abdillah Bersama rekan berhasil alih kepemilikan lahan HGU terlantar seluas 320 ha menjadi sekitar 1.200 -an buku tanah milik petani.”
Menanggapi keberhasilan program TORA ini, ke depan pelibatan unsur finansial dari sektor perbankan untuk pengembangan bisnis bagi para petani, harus digarap secara terintegrasi:
“Inilah tugas PADI dan Gerakan Hejo serta unit koperasi yang menyertainya, sekiranya dapat memperlancar unsur pemodalan dan kinerja petani muda di Jabar khususnya.[hs]