Sebagai seorang wanita karier dan ibu rumah tangga, Marcella Zalianty tak memungkiri sangat sulit melakukan keduanya. Bukan hanya karakter sebagai wanita tangguh yang dibutuhkan, tetapi juga pendamping hidup yang mengerti keadaannya untuk bisa sukses menjalani keduanya secara bersamaan.
Marcella Zalianty dikenal sebagai wanita yang aktif dan haus akan ilmu pengetahuan. Tak hanya di dunia seni peran yang membesarkan namanya, akan tetapi ia juga aktif di berbagai organisasi sejak remaja.
Begitupula hingga saat ini, Marcella yang sudah berkeluarga dan memiliki dua anak, masih aktif di berbagai organisasi. Bahkan, ia dipercaya untuk mengisi posisi penting di salah satu organisasi perfilman, yaitu menjadi Ketua Umum Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI).
Tentu saja, memiliki banyak kegiatan di luar rumah membuat Marcella Zalianty harus pintar mengatur waktu. Jika tidak, akan ada salah satu yang berantakan. Entah itu kariernya atau rumah tangganya.
“Bisa dibayangin susahnya mengatur waktu dan itu memang sebagian risiko yang harus saya jalani,” kata Marcella saat mengunjungi kantor Bintang.com, beberapa waktu lalu.
Lantas, apakah Marcella Zalianty sanggup menjalani peran kehidupannya sebagai wanita karier dan ibu rumah tangga? Lalu, bagaimana sikap suaminya melihat Marcella yang sibuk dengan kegiatan di luar rumah? Simak wawancara selengkapnya berikut ini.
Sulitnya Waktu untuk Keluarga
Marcella Zalianty dan kesibukannya. (MUA: @bubahalfian, Hairdo: @hairdo_mitsa, Wardrobe: @ikat_ind, Necklace: @msfreshlemonade, Earcuff: @dennistipton, Stylist : Indah Wulansari, Foto: Bambang E. Ros, DI: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)
Begitu banyak kegiatan, tak ayal membuat Marcella Zalianty menjadi wanita yang super sibuk. Namun begitu, tidak pernah dijadikannya alasan untuk melupakan perannya sebagai ibu rumah tangga. Bukan perkara mudah memang, harus bisa mengatur dua kepentingan, antara karier dan keluarganya .
Jarang terlibat di film, apa saja kegiatan kamu?
Saya saat ini bisa dibilang penuh dengan kegiatan, belum lagi harus mengantarkan anak sekolah. Selain disibukan dengan passion saya di akting, baca puisi, dan membuat film, saya juga aktif di organisasi di antaranya di KADIN (Kamar Dagang dan industri.
Wah, aktif juga di KADIN. Apa tugas kamu di sana?
Di KADIN saya berada di bidang industri kreatif, khususnya di seni budaya tapi saya juga merangkap sebagai ketua Pokja untuk film, seni dan budaya. Lalu saya juga aktif dalam kegiatan sosial, dan di PARFI.
Kenapa kamu tertarik di organisasi?
Kenapa saya mau memberikan waktu, energi saya untuk sebuah organisasi. Jadi begini dalam hal apapun terutama terkait dengan profesi, kita nggak berjuang sendiri, kita perlu wadah untuk menyuarakan aspirasi , dan banyak orang yang belum menyadari hal ini.
Banyak kegiatan, bagaimana cara kamu mengatur waktu antara karier dan keluarga?
Peran sebagai ibu itu sangat penting sekali, dan itu prinsip buat saya. Karena saya tidak mau anak-anak saya kekurangan kualitas. Makanya saya setiap pagi wajib mengantarakan anak-anak saya sekolah.
Apakah kamu memiliki waktu khusus untuk keluarga?
Sabtu dan Minggu, biasanya saya memaksimalkan waktu bersama keluarga, kalaupun ada kepentingan mendadak, misal saya harus jadi pembicara, saya akan ajak anak saya atau saya drop anak saya di tempat les gambar, setelah selesai urusannya, saya kembali lagi menjemput anak saya. Jadi saya tetap bisa memiliki quality time untuk anak.
Komunikasi bagaimana?
Untungnya lagi di era digital ini, menjadi banyak kemudahan yang kita dapat, saya bisa berkomunikasi dengan intens dengan anak meski sedang berjauhan.
Biasanya persoalan wanita karier terletak pada suami, lalu bagaimana sikap Ananda Mikola yang melihat kamu banyak kegiatan di luar rumah?
Sebelum menikah juga suami saya sudah tahu bahwa saya bukan cuma seorang aktris, tapi saya juga aktif di kegiatan sosial dan organisasi. Bagi suami saya yang terpenting saya bisa meluangkan waktu buat anak-anak dan bisa mengatur waktu tidak setiap hari harus pulang malam.
Menjalani peran sebagai seorang wanita karier dan ibu rumah tangga, apakah itu sulit?
Bisa dibayangin susahnya dan itu memang sebagian risiko yang harus saya jalani dan mau tidak mau pasti akan kekurangan me time, itu hampir tidak ada, waktu dengan teman-teman nyaris tidak ada.