
photo credit: Bayi yang tertahan di rumah sakit / dok. Budi
EDUPUBLIK, Purwakarta – Nasib malang menimpa seorang Ibu Hayati Hodijah 36 tahun warga Gang Sumba Bongas Rt 021/004 Kelurahan Sindangkasih kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta Jawa Barat. Sabtu (6/01/2018).
Menurut keterangan dari orang tua bayi, Kardinal( 52) tahun, kepada Edupublik menuturkan, bahwa Istrinya Khodijah melahirkan seorang bayi berjenis kelamin laki- laki,” karena kami orang tidak mampu dan tidak memiliki biaya untuk menebus anak saya di rumah sakit, yang akhirnya anak saya ditahan tidak bisa di bawa pulang oleh pihak rumah sakit, dengan alasan belum melunasi biaya persalinan terhitung mulai dari tanggl 29 november 2017 sebesar Rp 24.821.110. dan harus dibayar sesegera mukin bilamana tidak saya di minta jaminan BPKB ataupun saertevikat rumah,” terangnya.
Lanjut Kardinal,”Padahal Kami sudah menempuh prosudur kami dengan membuat keterangan tidak mampu serta memakai BPJS, namun kan bayi masih dalam kandungan maka belum memiliki BPJS begitu bayi saya lahir kami disarankan oleh pihak dari rumah sakit untuk membuat kartu BPJS ketika saya sudah tempuh apa yang disarankan pihak dari rumah sakit, begitu BPJS anak saya jadi, namun pihak rumah sakit menolak dengan alasan sudah masuk di pelayan umum, kamipun merasa bingung dengan tagihan biaya lahiran tersebut yang nilainya sangat besar itu mencapai 24 juta lebih, sedangkan untuk tempat tinggal saja saya masih ngontrak boro- boro sartevikat rumah?, yang akhirnya anak saya di tahan oleh pihak rumahsakit sudah satu bulan ini,” ujarnya.
Orang tua bayi tersebut berharap kepada pemerintah agar bisa membantu bagaimana caranya agar anaknya bisa di bawa pulang, dengan nada berat hingga sambil mengusap airmata yang menetes, penuh haru.
Sementara Dahlan Ketua Rt 021/004, dirinya membenarkan dan mengatakan, ” ada salah satu warga bernama Kardinal yang pada saat itu di dampingi Istrinya Ijah Khodijah mereka melapor ke saya yang mana bahwa anaknya ditahan di rumah sakit Asri Jalan Raya Sadang Purwakarta, tidak bisa pulang karena belum bisa melunasi biaya persalinan terhadap rumah sakit Asri, padahal saya tau keadaan warga saya itu kasian lah, apalagi dengan harus membayar biaya rumah sakit yang cukup besar,” katanya.
Masih kata Dahlan,”Saya berharap bagaimana agar bayi tersebut bisa di bawa pulang oleh kedua orang tuanya, dan bagi Dinas terkait seharusnya bisa membantu masyarakat kecil ini, ya semoga saja kejadian ini banyak pihak yang peduli terhadap nasib bayi tersebut,” Pungkasnya. [BA/ Riki]