hari ini :

Home » Ragam » Eka Santosa Gerakan Hejo, Birokrat Gagal Tangani Sungai Citarum

Eka Santosa Gerakan Hejo, Birokrat Gagal Tangani Sungai Citarum

photo credit: Eka Santosa, Ketua Umum DPP Gerakan Hejo dan Ketua Forum DAS (Daerah Aliran Sungai)  Citarum Eka / dok. Akbar

EDUPUBLIK, Bandung – Di luar kebiasaannya, Eka Santosa, Ketua Umum DPP Gerakan Hejo dan Ketua Forum DAS (Daerah Aliran Sungai)  Citarum saat diwawancari Radio Elshinta,  Jumat  pagi  (19/1/2018), mengungkap  jajarannya tak lagi peduli pada nasib sungai Citarum?

“Desakan kawan-kawan mengapa F DAS dan Gerakan Hejo tak dilibatkan dalam program bersih-bersih Citarum yang dikomandoi Pak Luhut B Pandjaitan (Menko Maritim), yang ini atas penunjukkan langsung Presiden. Kata kawan-kawan memang tak diundang …?”

Menurut Eka yang sempat bertemu Luhut B Panjaitan pada 15 Januari 2018 lalu di Jakarta disela-sela pembicaraan di luar urusan sungai Citarum: “Mengetahui peran F DAS Citarum dan Gerakan Hejo, malah mengundang langsung rapat ke Gedung Sate pada 16 Januari 2018,” ujarnya yang sejak semula memang mengapresiasi langkah terakhir penanganan Citarum oleh Presiden Jokowi.

Dalam wawancara kali ini secara tegas Eka ungkapkan, ke- 12 Bupati dan Walikota yang daerahnya dilintasi sungai Citarum plus pimpinan provinsi dan para birokrat, selama ini hanya sibuk masing-masing secara parsial.

”Kalau bisa rakyat biasa mah jangan ikut-ikutan di proyek Citarum,” tandas Eka yang tegas dalam perhitungan lembaganya – “Dalam 12 tahun terakhir sungai ini sudah digelontori dana sekitar Rp. 12 T dari APBD, APBN, dan pinjaman luar negeri. Semua tak ada hasilnya.”

Sinyalemen Eka lainnya, sepertinya sungai Citarum sebagai urat nadi manusia, demikian ia mengibaratkan pesan dari para olot (tetua adat) di Jawa Barat, selama ini para birokrat seperti tidak mau diketahui warga Jawa Barat –“Mereka sepertinya ngeukeuweuk (menutup diri) terhadap pihak yang merasa bertanggung-jawab,” ungkapnya.

Titulah Bobotoh Persib

Ketika pewawancara di Radio Elshinta menyinggung, reaksi Eka tak dilibatkan dalam pembenahan Citarum kali ini;”Biarkan saja, hanya menyayangkan. Bila pendekatannya hanya teknis dan berdasarkan anggaran, tanpa pendekatan budaya lokal utamanya, biasanya kandas.”

Lebih jauh menurut Eka yang dimaksud “kandas” bagi pembenahan Citarum, tak lain:”Oleh orang birokrat Citarum itu seperti miliknya. Makanya banyak pihak yang akhirnya mencibir, apa pun proyeknya. Utamanya, karena mereka menganggap Citarum mah nu aing, tetapi dalam pengertian salah.”

Yang dimaksud Citarum Nu Aing dalam pengertian benar:”Tirulah seperti bobotoh Persib – Persib Nu Aing. Akibatnya, kecintaan pada Persib pun habis-habisan. Tiketnnya dibeli berapa pun. Persib main di mana pun dikejar.”

Dihubungi secara terpisah melaluui telepon seluler, Eka seusai wawancara ini yang menurut staf Radio Elshinta amat diminati banyak pendengarnya:”Terpenting apa yang sedang digarap oleh Pangdam lll Siliwangi dan Pak Luhut B Pandjaitan, itu langkah yang bagus. Teruskan saja,” imbuh Eka yang dua hari lalu baru saja menerima cawagub Anton Charliyan di Kawasan Eko Wisata dan Budaya Alam Santosa di Pasir Impun, Kabupaten Bandung.

“Mari kita satukan saja visi dan misi demi perbaikan lingkungan di Jabar. Bagi saya, siapa pun pasangan gubernur Jabar 2018 – 20123 kelak, selama pro lingkungan, itu yang kita dukung,” tutup Eka yang kembali mengingatkan – “Birokrat kita itu harus dibenahi, sama seperti sungai Citarum kondisinya, makanya gagal …”. [HS]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*