hari ini :

Home » Edukasi » 45 th BIS Anniversary Celebration Menggelar The Grand Musical Drama Sangkuriang – Aduhai Keren

45 th BIS Anniversary Celebration Menggelar The Grand Musical Drama Sangkuriang – Aduhai Keren

EDUPUBLIK, Bandung – Rasanya tidak ada kata yang tepat menggambarkan keanggunan pagelaran drama musik Sangkuriang di Bandung Independent School (BIS),  pada Sabtu petang, 12 Mei 2018. Antara kostum, tata gerak tari, dan tata suara, tata lampu, dan visualisasi secara digital, patut diberi dua jempol. Plus, gedung New BIS Theater yang mendekati berstandar internasionl, sangatlah menunjang. Tersiar kabar katanya berbulan-bulan seluruh crew berlatih penjiwaan luar-dalam mementaskan drama ini secara prima.

“Kami libatkan penuh Kiki Permana selaku pembuatscript, pun dibantu para nayaga lokal dari Bandung. Ya, itu tadi upaya maksimal kami,” papar Chris Toomer selaku Head of School dengan nada merendah.

Sekolah yang kini berusia ke-45 tahun di Jl. Surya Sumantri No. 61 Bandung, bermula tumbuh dari kepentingan anak-anak ekspatriat pada era 1972 di Kota Bandung. Mereka perlu wadah pendidikan resmi, bagi putra-putrinya selama tinggal di kota Kembang. Sejak 2004 yang dulunya Bandung International Scholl, kini menjadi BIS yang kita kenal sekarang.

“Lebih independen, sekolah kami yang punya 200 siswa berasal dari berbagai negara, dengan 23 tenaga guru ekspatriat,” jelas seorang guru yang kebetulan petang itu ikut memperagakan aneka busana batik dalam sisipan pagelaran ini.

Nah, Sabtu petang itu dalam dua kali pertunjukan, BIS menghelat perayaan lembaganya yang hampir setengah abad berkiprah di bidang pendidikan. Formalnya, gelaran ini berjudul 45th BIS Anniversary Celebration, The School Community Present The Grand Musical Drama Sangkuriang!

Legenda Sangkuriang

Mengapa Sangkuriang? “Ini tentu dengan perhitungan matang, juga selaras dengan demanddari para pemain, yakni staf BIS, siswa, dan orang tua. Pesan moral dari legenda Sangkuring amatlah kuat, serta masih relevan hingga kapan pun bagi kita,” ujar Heni Smith.

Alhasil, drama yang menayangkan penyesalan tiada akhir Dayang Sumbi, usai ditinggal pergi putra tercintanya Sangkuriang, hingga masa dewasa. Selama tayangan itu berlangsung, emosi penonton serasa dikocok dengan manis.

Pertemuan Dayang Sumbi yang masih terlihat cantik, dengan Sangkuriang dalam konteks perbedaan “ruang dan waktu”, mengakibatkan mereka tidak saling mengenal asal-usulnya.

Tiba masanya Dayang Sumbi menyadari, pemuda tampan idamannya, tak lain anaknya.  Tatkala hal ini diungkapkan pada Sangkuriang, murkalah ia.

Tersebab Sangkuriang bersikeras menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan sejumlah syarat. Plot legenda yang berbasis Oedipus Complex ini, melalui pagelaran musik di BIS petang itu mampu menghipnotis penonton dalam dua kali pertunjukannya.

Tak jarang sejumlah pujian terlontar spontan dari para penonton.”Aku mau pertunjukan seperti ini di kampusku,” kata Vera (23) mahasiswa salah satu PTN di Bandung yang hadir petang itu bersama dua rekannya.

Menutup perjumpaan ini, mari kita ikuti salah satu crew utamanya yang memang luar biasa penampilannya. Tak lain, ia adalah alumni BIS bernama Narda Virelia, pemeran Dayang Sumbi.

Pastinya, Narda ini adalah runner up Miss indonesia tahun 2018 ! “Aku berlatih berminggu-minggu, mulai dari penghayatan hingga penyesuaian dengan tarian, dan tata lampu, serta unsur lainnya” pungkas Narda dihadapan staff guru BIS yang aseli bule, tak lain pemeran Sangkuriang yang cintanya tak kesampaian itu.

Intinya, kesian dehSangkuriang, tapi tetap dua jempol dan aduhai keren buat pagelaran di BIS petang itu. Khusus buat BIS selamat merayakan ulang tahun yang ke-45, semoga keberadaannya melengkapi keberagaman negeri Pancasia yang ber – Bhineka Tunggal Ika. See you …  [SA]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*