EDUPUBLIK, Kab. Bandung – Pentingnya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat hulu sungai Citarum tentang bagaimana cara menjaga kelestarian alam dengan perubahan mindset (cara perfikir ) mengenai pola tanam dan jenis tanaman komoditas di lahan hulu sungai Citarum dengan ketinggian 1600 mdpl, oleh ksrena itu Satgas Citarum Harum Sektor Pembibitan terus mempersiapkan bibit dengan berbagai macam jenis tanaman yang berfungsi sebagai konservasi ekologis di sepanjang lahan DAS sungai Citarum.
Komandan Sektor Pembibitan, Kol Inf Yanto Kusno Hendarto saat
Ditemui di penangkaran pembibitan di Bongkor desa Tarumajaya kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung, kamis (26/7/2018), menjelaskan bahwa, sektor pembibitan bertanggung jawab dalam mempersiapkan berbagai jenis tanaman yang bernilai ekologis, ekonomis, dan tanaman keras yang dimanfaatkan untuk konservasi lahan kritis di DAS sungai Citarum seluas 86 ribu hektare.
“Tanaman ekologis seperti ecalyptus, kibadak dan mani’i, untuk tanaman keras dan bernilai ekonomis seperti kopi, kita lakukan pembibitan disini, dan kita juga mempersiapkan tanaman keras serta ekologis, sementara untuk tanaman buah-buahan terdapat di pembibitan yang di Cikembang,” ujar Dansektor Pembibitan, Kol Inf Yanto Kusno Hendarto.
Selama ini, lanjut Kol Inf Yanto Kusno Hendarto, sesuai data, dirinya mengklaim telah berhasil melakukan pembibitan sebanyak 1.349.488 dari puluhan jenis tanaman, jumlah tanaman yang sudah ditanam sebanyak 715.312 pohon di lahan garapan masyarakat hulu citarum, bantaran sungai di sektor citarum.
“Petugas Satgas Sektor Pembibitan setiap hari melakukan patroli pemeriksaan tanaman yang sudah ditanam dilahan masyarakat hulu citarum, ini dilakukan sebagai pengawasan perawatan dan kontrol perkembangan tanaman. Jadi bilamana ada tanaman yang mati, warga dapat mengajukan untuk disulam dengan tanaman baru, juga sebagai bahan evaluasi kami,” terangnya.
Untuk menyiapkan penutupan lahan kritis di hulu sungai Citarum rupanya bukan hanya menyediakan bibit tanaman saja, mempersiapkan dengan merubah mindset (cara berfikir) masyarakat terhadap lahan garapan di hulu Citarum dan DAS Citarum tak kalah penting. Kata Dansektor, sudah puluhan tahun masyarakat disini menggantungkan kebutuhan hidupnya sebagai petani, namun disayangkan masyarakat penggarap lahan tidak mengindahkan aspek-aspek dalam menjaga kelestarian dan keseimbangan alam demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
“Banyak yang dilakukan Masyarakat disini lebih memilih menggarap tanaman yang hanya memiliki nilai ekonomis tanpa memiliki aspek ekologi. Untuk merubah mindset itu, kami terus melakukan sosialisasi dengan pembinaan di desa-desa, tingkat kecamatan, dan kelompok-kelompok tani,” ungkap mantan Dandim 0409 RL.
“Dan sekarang Alhamdulillah, sejara berangsur-angsur melalui penyuluhan, pendekatan dan sosialisasi dengan merubah mindset warga sudah hampir merata, dan respon sebagian besar warga disini mulai mengikuti kami, itu terlihat dari lahan yang sudah berubah menjadi terasering dan peralihan penanaman jenis komoditi tanaman selain holtikultura,” tutup Dansektor Pembibitan, Kol Inf Yanto Kusno Hendarto.[jpc/SA]