hari ini :

Home » Lingkungan » Satgas Citarum Sektor 21-17 Temukan Lubang Yang Mencurigakan di PT Sengdo

Satgas Citarum Sektor 21-17 Temukan Lubang Yang Mencurigakan di PT Sengdo

EDUPUBLIK, Kab Bandung – Giat Inspeksi yang dilakukan oleh Satgas Citarum Harum Sektor 21 Subsektor 17 dan dihadiri oleh beberapa awak media pada hari Selasa (22/01/2019) yang dipimpin oleh Dansubsektor 17 yaitu Serma Agus berhasil menemukan lubang pembuangan mencurigakan yang tersembunyi di PT. Sengdo yang berada di kawasan industri KAHA Majalaya Kabupaten Bandung. Giat inspeksi tersebut juga  dihadiri salah seorang staff manajemen dari kawasan industri KAHA yaitu Henry.

“Saya tidak berani berbohong dan seperti inilah keadaan di pabrik ini. Kalau lubang itu harus ditutup, kami akan menutup lubang itu,” ujar Sri Haryono selaku HRD PT. Sengdo saat pabrik tersebut  ketahuan memiliki lubang pembuangan tersembunyi yang mencurigakan.

Penemuan lubang tersebut akibat kecurigaan satgas dan para wartawan yang saat melakukan wawancara merasa ada yang ganjil dengan keterangan Sri Haryono.

Dalam keterangannya, Sri Haryono mengungkapkan bahwa pabrik yang masih di cor lubang pembuangannya tersebut  telah merecycle seratus persen air limbahnya dan diakui berpengaruh terhadap kualitas produksi serta mempercepat keruskan beberapa komponen mesin. Sementara logikanya air limbah pabrik yang di recycle akan mengalami titik jenuh hingga bagaimanapun harus dibuang.

Ketika  dilakukan pemeriksaan di beberapa titik pabrik tersebut, akhirnya salah seorang wartawan mencurigai adanya tumpukan majun yang ditutup dengan busa putih tebal di sisi tembok yang tepat mengarah ke sungai. Saat busa dan majun tersebut diangkat ternyata ada dua buah bata yang menutupi  sebuah lubang kecil.

Lubang tersebut kemudian di colok dengan menggunakan batang alumunium, dan  ternyata arah lubangnya ke arah sungai. Setelah disiram dengan air, akhirnya ketahuan bahwa air yang disiramkan itu terbuang ke sungai.

Dansubsektor 17 Serma Agus juga sejak awal telah mencurigai pabrik tersebut masih sembunyi-sembunyi membuang limbahnya. “Saya curiga karena hasil produksinya ternyata banyak yang hasilnya bagus dan diakui oleh pihak pabrik memiliki grade A. Padahal pihak pabrik juga mengakui bahwa dengan menggunakan air recyleakan sangat berpengaruh terhadap produksi kainnya,”  pungkas Serma Agus. [red]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*