EDUPUBLIK, Kab Bandung – Sosialisasi program Citarum Harum bersama unsur kelurahan Lengkong Kecamatan Bojongsoang serta Telkom University telah dilaksanakan pada hari Selasa (09/04/2019). Dalam acara tersebut kolonel Inf. Yusep Sudrajat selaku Dansektor 21 menjadi narasumber bersama salahseorang staff peneliti dari Telkom University Bandung. Acara ini juga dihadiri oleh beberapa awak media serta beberapa unsur kemasyarakatan seperti LSM dan Karang Taruna setempat.
“Saya ucapkan terimakasih kepada semua warga yang hadir diacara sosialisasi mengenai program Citarum Harum ini dan kami tidak bisa berbuat banyak jika warga atau masyarakat tidak ikut serta dalam pelaksanaan program Citarum Harum ini,” kata Kolonel Inf. Yusep Sudrajat selaku Dansektor 21 dihadapan para warga dan undangan saat memberikan paparan mengenai program Citarum Harum kepada warga kelurahan Lengkong Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung.
Dalam paparannya, Dansektor 21 mengungkapkan bahwa dengan penilaian buruk terhadap sungai Citarum sebagai sungai terkotor dan tempat sampah terpanjang di dunia, hal itu membuat martabat bangsa Indonesia turun serendah-rendahnya. ” Apalagi bagi urang Sunda karena sungai Citarum berada di wilayah Jawa Barat,” kata Dansektor 21.
Berbagai kondisi dan kejadian yang telah terjadi dalam program Citarum Harum ini dipaparkan secara detil oleh Dansektor 21. “Saya berharap warga bisa memahami bahwa betapa sulitnya mewujudkan sungai Citarum untuk kembali menjadi sungai harapan seperti yang diperintahkan kepada beberapa unsur satgas termasuk TNI dalam Perpres no. 10 tahun 2018 tentang revitalisasi DAS Citarum. Hanya dengan kesadaran penuh serta kerja nyata dari masyarakat dan satgas saja yang bisa mewujudkan itu semua,” kata Dansektor 21.
Sementara dari Telkom University yang diwakili oleh salahseorang staffnya mengungkapkan bahwa pihaknya ingin membantu dari sisi lain yaitu mengenai pengolahan sampah di lingkungan warga. “Kami telah membuat sebuah alat pengolahan sampah yang telah menjalani riset bertahun-tahun. Memang harganya cukup mahal,” katanya. “Namun saya berharap adanya usaha sinergi dari masyarakat dan semua unsur termasuk pemerintah kelurahan, kecamatan dan pengelola pabrik yang ada di wilayah ini untuk bisa menghadirkan alat ini dan menjadi solusi bagi permasalahan sampah,” lanjutnya lagi.
Dalam sesi tanya jawab, beberapa warga yang diberi kesempatan untuk bertanya mengungkapkan kegembiraannya atas usaha yang telah dilakukan oleh TNI dalam penanggulangan DAS Citarum selama satu tahun ini. “TNI memiliki marwah yang luar bisasa kepada kami karena mampu menjadi triger untuk bisa merubah pola pikir terhadap kelestarian sungai Citarum,” kata salahseorang tokoh warga.
Dari pihak kelurahan yang diwakili oleh salahseorang staffnya saat dilakukan wawancara terpisah mengungkapkan bahwa dengan kehadiran TNI di Citarum bisa memberikan stimulan yang baik kepada warga. ” Dan kami berharap agar alat pengelola sampah ini bisa dibangun di kelurahan ini,” pungkasnya. [red]