EDUPUBLIK, Cimahi – Program Citarum Harum pada wilayah Sektor 21 selalu siaga menghadapi permasalahan yang muncul dalam lingkungan masyarakat yang terdapat pabrik biasanya berupa limbah pabrik yang menimbulkan bau yang mengganggu warga di sekitar pabrik. Dalam kurun waktu yang lama, kondisi ini sudah dianggap biasa. Namun dengan adanya program Citarum Harum, kondisi tersebut sudah mulai tampak banyak berkurang.
Kolonel Inf. Yusep Sudrajat yang sudah setahun ini menjadi Dansektor wilayah 21 yang salahsatunya wilayah kerjanya yaitu Cimahi dalam program Citarum Harum, telah membantu menengahi dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi antara warga di sekitar pabrik PT. Guci Textil di wilayah Cibaligo Kota Cimahi. Dansektor 21 membantu warga yang merasa mengalami kesulitan untuk bisa berkomunikasi langsung dengan pihak pabrik dan telah terjadi komunikasi antara kedua belah pihak yang ditengahi oleh Dansektor 21 pada hari Senin (22/04/2019).
Dansektor 21 saat bertemu dengan warga dari beberapa RW di rumah RW 15 kelurahan Cibaligo memberikan beberapa solusi dan menyampaikan apa yang tengah berproses di pabrik PT. Gucitex. Dalam pertemuan itu hadir ketua RW 14, 15, dan 17 kelurahan Cibaligo.
Sebelumnya Dansektor 21 mendatangi pemilik pabrik PT.Gucitex dan melihat area yang akan dibangun sarana IPAL baru dengan yang dihadiri oleh salahseorang ketua RW dan beberapa awak media.
“Kami berencana membangun sarana IPAL baru hingga kami harus menambah luas tanah dan saya ingin masyarakat juga tidak terganggu dengan proses ini,” kata Erik yang merupakan pemilik pabrik PT. Gucitex.
Sementara dalam area yang akan dibangun tersebut ada salahsatu makam keluarga hingga ada sedikit masalah dan Dansubsektor mengutarakan apa yang ditawarkan oleh pemilik pabrik kepada pemilik makam tersebut. ” Pemilik pabrik tidak akan memaksa pihak keluarga untuk menjual lahan makam tersebut. Semua diserahkan kepada keluarga,” kata Dansektor.
Dalam pertemuan tersebut Dansektor juga mensosialisasikan mengenai program Citarum Harum yang disambut dengan antusias oleh warga yang ikut hadir dalam pertemuan itu.
Dansektor juga menyampaikan niat dari pemilik pabrik untuk membantu masyarakat sekitar dengan akan dibangunya WC umum dan alat pengelola sampah atau incinerator.
“Dengan bantuan tersebut saya berharap warga bisa mempergunakannya dengan baik karena salahsatu permasalahan yang muncul akibat program Citarum Harum ini adalah sampah yang bertumpuk di darat,” kata Dansektor 21.
Dalam sesi tanya jawab masyarakat mengungkapkan keluhan-keluhan karena ternyata masih ada pabrik yang suka mencuri-curi membuang limbahnya ke selokan atau anak sungai di sekitar warga. Mendengar itu Dansektor 21 langsung bereaksi dengan menyatakan bahwa jika memang masih seperti itu harap dilaporkan kepada satgas. “Kalo masih bandel saya akan tutup salurannya lagi atau malah saya pidanakan,” pungkas Dansektor 21. [red]