EDUPUBLIK, Bandung – Ada yang berbeda dari Trans Studio Bandung, menyambut libur Lebaran 2019. Tegasnya, ada persembahan khusus bertajuk‘Mahabaya’ The Epic Story of Life Journey. Ini kolaborasi apik, pertunjukan sirkus lokal dan internasional. Tentu, sebuah karya epic ini, hebatnya memadukan seni debus dan reog Ponorogo yang legendaries itu dengan barongsai dari negeri Tiongkok !
Menurut Ferdinand Rahman, Head of Show & Production serta rekannya Heksa Ramdono, Creative & Sutradara selaku penggagas inti dari pemanggungan ‘Mahabaya’:”Walaupun relatif satu bulan persiapan, pemaduan unsur kekayaan budaya nasional seni debus dan reog ponorogo, dengan barongsai dari Tiongkok plus aksi swing pole yang memikat, yakin menjadi daya pikat utama ‘Mahabaya’,” kata keduanya dengan bangga, sambil ditekankan lebih lanjut oleh Heksa Ramdono – “Tambah yakin, setelah melewati masa persiapan yang menegangkan, 35 pemain professional ini siap mengguncang adrenalin ratusan penonton TSB (Trans Studio Bandung) setiap harinya.”
Redaksi yang sempat menonton pertunjukan ‘ Mahabaya’ ini pada Selasa, 4 Juni 2019 pukul 14.00 di Amphitheatre TS. Ini sesuai jadwal mainnya sejak tanggal 3 hingga 16 Juni 2019, tidak dipungkiri 100% – memperoleh banyak kekaguman ! Munculnya adrenalin selama selama menikmati sajian epic ‘ Mahabaya’ yang memikat dari awal sampai akhir selama kurang lebih 45 menit, sungguh sebuah kenyataan.
Bayangkan, paduan keterampilan barongsai dari Tiongkok yang ditampilkan seirama dengan aksi swing pole dari peraih medali perak di Spanyol, bisa berkelindan manis dengan aerial dance yang menjadikan penari seakan melayang di udara pada selembar kain. Belum lagi ada reog Ponorogo, dan aksi debus, ditambah pukauan rolla bola dengan kejutan tampilnya Mak Uwes sebagai wanita kuat alias anita perkasa di Indonesia.
Intinya, sirkus ini amatlah berbeda dibanding musim liburan tahun-tahun sebelumnya. Lazimnya, didominasi penampil dari kalangan internasional, tahun ini karena ada paduan unsur local, hadirlah ‘Mahabaya’ yang serba special.
Degdegan …
Sejak layar dibuka, pada hari itu pengunjung yang memadati amphiteater TSB sudah terpana abiz ! Aneka aksi menegangkan silih berganti. Di antaranya, ada akrobatik di atas besi yang disusun dengan ketinggian lebih dari 10 meter. Nah, penonton seolah-olah ikut menari malah, di ketinggian yang membahayakan itu.
Tak kurang memikatnya, tampilan reog Ponorogo dan debus yang kita tahu merupakan khazanah budayaan asli kita, ini pun mampu mencuri perhatian penonton. Alhasil, alaupun berbahaya, aksi ini berkat profesionalitas pemain, bisa kita nikmati apalagi ini sangatlah baik untuk anak-anak. “Saya bawa dua anak saya yang masih di SD dan SMP, biar tambah bangga menjadi bangsa Indonesia. Debus sama reog Ponorogo bisa disejajarkan dengan performa seni di panggung internasional,” kata Fauzian Yanthi (42), pengunjung TSB yang membawa putra-putrinya selama berlibur berkunjung ke pusat hiburan di Kota Kembang, Bandung – “Tadi sempat degdegan sekali, waktu Mak Uwes mengangkat sepeda motor yang ditumpangi orang , hanya dengan kakinya …duh hebat ituMak Uwes, semua pertunjukan ini happy ending deh dan seru …”
Sementara itu menurut Head of Marcomm TSB, Triya Filia Santi kepada redaksi menyatakan target kunjungan selama libur lebaran 2019 diharap mencapai 3.000 orang per hari. Target ini bisa dicapai, karena yakin wisatawan ke Kota Bandung untuk tahun ini akan meningkat jumlahnya.
“Optimis, target ini akan tercapai. Selain penampilan ‘Mahabaya’ yang memang sangat menonjol, kami pun di TSB punya atraksi memikat lainnya seperti parade, open dance, dan pesona dua puluh wahana lainnya,” pungkas Triya Filia Santi dengan ramah. [HS/SA]