hari ini :

Home » Entertainment » Orkestra Bandung Philharmonic Gelar Concert Musik Klasik Bertajuk Legenda

Orkestra Bandung Philharmonic Gelar Concert Musik Klasik Bertajuk Legenda

EDUPUBLIK, Bandung – Concert Workshop dan Press Conference konser musik klasik besar bertajuk Legenda berlangsung di Hotel Hilton jalan HOS. Tjokroaminoto No.41-43, Arjuna, Cicendo pada hari Rabu (19/09/2018) yang dihadiri oleh Marisa Sharon Hartanto komposer karya Ngasirah, Aryo Wicaksono yang akan menjadi solois yang biasan manggung di beberapa Negara Eropa, Asia dan benua Amerika untuk lagu Totentanz, Robert Nordling, dan Michael Hall selaku conductor dan komposer berkelas dunia yang menjadi narasumber dalam acara tersebut.

“Anda akan melihat bagaimana pemain musik dipanggung menampilkan performa terbaik bagi audience dan merasakan sensasi harmonisasi sebuah lagu secara langsung di acara konser  Legenda bersama Bandung Philharmonic,” ujar Robert Nordling selaku conductor yang akan menggawangi konser music klasik bertajuk Legenda di Hotel Hilton Bandung.

Konser yang akan belangsung pada hari Minggu tanggal 23 September 2018 tersebut merupakan musim ke 4 konser Bandung Philharmonic.

“Dalam konser besar ini akan disajikan 4 buah lagu karya Johanes Brahms berjudul Overture Tragis. OP 81, Totentanz karya dari Franz Liszt yang akan dimainkan oleh Aryo Wicaksono, Ngasirah karya komposer Indonesia Marisa Sharon Hartanto, dan Simfoni no.5 dalam C minor karya Ludwigh Van Bethoven,” papar Michael Hall.

Michael Hall juga mengungkapkan bahwa konser musik klasik besar ini bertajuk Legenda karena akan membawakan lagu-lagu yang sangat melegenda seperti karya Ludwigh Van Bethoven, Johanes Brahms, Franz Liszt dan karya Marisa Sharon Hartanto  berjudul Ngasirah yang merupakan ibu dari pahlawan Indonesia yaitu Kartini yang telah melegenda.

Marisa Sharon Hartanto selaku komposer karya musik berjudul Ngasirah mengungkapkan bahwa karya ini dibuat karena kemirisannya terhadap fakta yang ada saat ini dimana orang lebih mengenal Kartini daripada Ngasirah sebagai ibu yang melahirkannya.

“Saya  membuat karya musik berjudul Ngasirah karena saya sendiri sebagai seorang ibu bisa merasakan bagaimana perjuangan seorang ibu saat melahirkan dan menjaga sang anak dalam berbagai kondisi yang dialami oleh si anak tersebut,” jelas Marisa Sharon Hartanto.

Sementara itu, Aryo Wicaksono yang telah lama malang melintang melakukan konser dan berkolaborasi dengan pemusik-pemusik kelas dunia di belahan dunia lain mengungkapkan bahwa dia baru sekali ini berkolaborasi dengan Bandung Philharmonic. “Saya sangat tersanjung bisa bergabung dalam konser ini hingga dating ke Indonesia untuk bermain bersama Bandung Philharmonic,” papar Aaryo Wicaksono yang telah lama tinggal di Amerika dan berkarir di sana.

Satu hal yang menarik dalam konser ini adalah penggunaan grand piano yang diproduksi oleh orang Indonesia yaitu Wong Aksan yang juga seorang pemusik mantan drummer Dewa 19, Aryo Wicaksono mengatakan “Saya mengakui jika kualitas grand piano ini sudah mampu menyaingi produk-produk terbaik dunia dan saya bisa bermain dengan baik saat menggunakan grand piano ini,” terangnya.[Bn/Sa]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*