Oleh :
Martua Suhunan Sianipar
Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
EDUPUBLIK – Spesies Hama Lalat Buah (Bactrocera spp) Perusakan Buah Mangga (Mangifera indica Linn) Di Beberapa Daerah Pantai Utara Jawa Barat. Mangga merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Mangga mempunyai nilai ekonomi tinggi dan menjadi salah satu bahan makanan penting bagi masyarakat. Ada beberapa varietas mangga yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan banyak dibudidayakan di Jawa Barat diantaranya Gedong Gincu, Arumanis dan Cengkir. Varietas varietas ini banyak disukai karena memiliki berbagai karakteristik yang unggul. Produksi buah mangga secara Nasional tidakstabil. Tahun 2017 hingga 2017 menurut (Siregar dan Nurmuharani, 2017) produksi mangga Nasional berturut turut yaitu 13.4 ton/ ha, 3.5 ton/ ha dan 15.0 ton/ ha.
Salah satu kendala dalam peningkatan produksi dan mutu buah mangga adanya Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) seperti hama dimana sebagai contoh adalah serangga hama yang menyerang buah mangga yaitu Lalat buah dari genus Bactrocera (Diptera; Tephritidae). Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki keragaman lalat buah yang cukup tinggi. Lalat buah menyebabkan kerusakan secara kualitas dan kuantitas. Di Australia kerugian hingga mencapai 100 juta Dolar USA per tahun akibat serangan lalat buah dan bahkan di Brazillia kerugian akibat serangan lalat buah mencapai 242 juta dolar AS per tahuh. Di Indonesia luas serangan lalat buah diperkirakan mencapai 4.790 ha dengan nilai ekonomis mencapai Rp. 21.99 miliar. Fantastis.
Serangan lalat buah ditemukan terutama pada buah yang hampir masak. Lalat buah betina menyerang tanaman mangga sekitar 3 mm di bawa permukaan buah. Stadia larva/ ulat merupakan fase merusak karena aktifitasnya di dalam buah. Daging buah dikoyak oleh larva dengan menggunakan alat berupa kait tajam pada mulutnya. Gejala awal serangan lalat buah ditandai dengan noda/ titik bekas tusukan ovipositor (alat peletak telur) lalat betina saat meletakkan telur ke dalam buah. Noda tersebut berkembang menjadi meluas akibat aktifitas hama di dalam buah. Apabila daging buah dibelah maka terdapat belatung belatung kecil. Bagian yang terserang menjadi lunak serta terjadi perubahan warna pada daging buah. Kerusakan oleh serangga hama lalat buah menyebabkan buah busuk dan gugur sebelum mencapai kematangan yang diinginkan sehingga menurunkan produksi baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Kerugian secara kuantitas berkurangnya produksi buah yang dihasilkan sebagai akibat rontoknya buah yang terserang baik ketika buah masih muda ataupun buah setengah masak. Buah terlihat rusak serta busuk, secara kualitas buah terlihat cacat berupa bercak, berlubang, busuk dan akibat serangan larva lalat buah menyebabkan buah tidak disukai konsumen. Mangga memiliki karakteristik yang berbeda dan ini berpengaruh terhadap preferensi lalat buah terhadap inangnya dan juga Daya tarik bagi lalat buah dalam meletakkan telurnya. Karakter mangga seperti varietas buah mangga Arumanis yang memiliki kadar gula tinggi sangat disukai oleh lalat buah. Disamping itu lalat buah juga menyukai buah mangga yang berwarna kuning kehijauan. Keragaman spesies Lalat buah umumnya banyak ditemukan di daerah dataran rendah hingga sedang dibawah 1500 m dpl. Keragaman serangga yang tinggi sangat mempengaruhi keanekaragaman spesies, kelimpahan individu dan persebaran lalat buah di suatu wilayah. Lalat buah memiliki siklus hidup Holometabola atau perubahan bentuk sempurna yaitu Telur, larva/ ulat, pupa dan imago/ dewasa. Telur ada didalam buah mangga setelah dua hari menetas menjadi larva/ ulat dan hidup dan berkembang di dalam buah yang setengah masak atau buah masak selama 6 sampai 9 hari, lalu keluar dari buah dan menjatuhkan diri dan masuk ke dalam tanah dan berubah menjadi pupa dan hidup selama 4 sampai 10 hari,keluar dari tanah berubah menjadi imago/ dewasa . Stadia imago lalat buah berusia 13 sampai 16 hari. Siklus hidup lalat buah dari telur sampai imago/ dewasa berlangsung kurang lebih 27 hari, dimana usia lalat buah betina lebih panjang dari lalat buah jantan. Buah yang gugur akibat serangan lalat buah akan menjadi sumber infeksi atau perkembangan lalat buah generasi berikutnya.
Ada beberapa spesies lalat buah yang menyerang buah mangga seperti Bactrocera dorsalis, Bactrocera umbrosa, B. albistrigata dan B cucurbitae serta B. carambolae. Sebagai contoh lain dari kehadiran lalat buah diberbagai perkebunan mangga, di Sumedang dan di Banda Aceh ditemukan serangga hama lalat buah B. dorsalis, B. umbrosa, Di Kabupaten Gunung Kidul DIY terdapat empat jenis lalat buah yang menyerang mangga yaitu B. carambolae, B.papayae, B. philippinensis, B. tau Walker. B. dorsalis dan B. carambolae merupakan spesies yang paling banyak menyerang buah buahan. Kedua spesies ini juga memiliki inang yang bersifat polifag sehingga ketersediaan makanannya berlimpah sepanjang waktu serta juga kemampuan yang tinggi dalam beradaptasi lingkungan dibanding serangga hama lalat buah lainnya.
Daerah daerah Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Sumedang merupakan daerah yang berada di Pantai Utara Jawa Barat merupakan daerah penghasil buah mangga. Terdapat berbagai varietas mangga dibudidayakan dikedua daerah ini dan varietas buah mangga yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi adalah varietas Gedong Gincu, Arumanis dan Cengkir. Baru baru ini di Kabupaten Cirebon ditemukan spesies Lalat buah yang menyerang buah mangga Gedong Gincu, cengkir dan Arum manis yakni spesies lalat buah Batrocera dorsalis, B.Carambolae, Hibrida interspesifik B. carambolae dan B. dorsalis, B. albisirigata ( Eliz Roziana, 2019), di Kecamatan Jatibarang Indramayu ditemukan tiga spesies lalat buah yaitu Batrocera dorsalis, B.Carambolae, Hibrida interspesifik B. carambolae dan B. dorsalis (Putri Erli Dwi Yulistari,2019), kemudian di Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka Jawa Barat ( KGS. M. Ferliansyah, 2019) ditemukan tiga spesies lalat buah yang menyerang buah mangga yaitu B. dorsalis dan B. carambolae dan persilangan interspesifik (B. dorsalis dan B. carambolae) dan di Kecamatan Ujung jaya Kabupaten Sumedang Jawa Barat ( Sri Maelani, 2019) ditemukan empat spesies lalat buah yaitu B. dorsalis dan B. carambolae ,B. umbrosa dan persilangan interspesifik B. dorsalis dan B. carambolae . Serangga hama B. dorsalis merupakan hama serangga hama mangga dengan jumlah populasi tertinggi di areal ketiga varietas tanaman mangga tersebut. Serangga hama B. dorsalis adalah hama yang sangat penting dan diakui diseluruh dunia sebagai ancaman paling penting bagi hortikultura. Hal ini dikarenakan B dorsalis memiliki kisaran inang yang sangat luas. Dari hasil hasil penelitian para ahli disimpulkan ada empat spesies lalat buah yang menyebabkan menurun atau tidak stabilnya produksi mangga di daerah Pantai Utara Jawa Barat yaitu Batrocera dorsalis, B.Carambolae, Hibrida interspesifik B. carambolae dan B. dorsalis, B. albisirigata. Beberapa upaya dilakukan untuk mengendalikan serangan lalat buah antara lain dengan menggunakan perlakuan Ekstrak daun wangi (Teh hitam, Melaleuca bracteata) dan daun Legundi, atraktan (zat penarik) Selasih, dan methyl eugenol.(MSS).