EDUPUBLIK, Kab Bandung – Ada pemandangan menarik, ini terjadi tatkala 2.800-an mahasiswa melakukan upacara memulai KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Cilampena, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung (31/7/2018). Suasananya, serba gebyar. Hari itu mereka dihadapan para pejabat terkait dari tingkat nasional, hingga regional – bertekad membersihkan Sungai Citarum, yang dikenal selama ini sebagai salah satu sungai terkotor di dunia. Tajuk resmi semarak acara ini, GetCitarum Harum, Gebyar Edukasi 3R (Reduce, Reuse, and Recycle) Kuliah Kerja Nyata Tematik Citarum Harum.
Seluruh mahasiswa ini merupakan akan melaksanakan KKN untuk 40 hari ke depan. Mereka berasal dari UPI, Unpad, ITB. Telkom University, serta dari luar Jawa Barat seperti DKI Jakarta, UGM (Jateng), dan Unair (Jatim). Menurut Kol. Czi Aby Ismawan Komandan Sektor 8 Satgas Citarum Harum, peserta KKN ini akan ditempatkan di bagian hulu, tengah, serta hilir Sungai Citarum.
“Kami sangat terbantu oleh kehadiran mahasiswa KKN Tematik ini. Perubahan secara mental masyarakat tentang sampah, limbah pabrik serta lingkungan, itu yang kita butuhkan. Ini perlu untuk warga itu sendiri, sekarang atau masa depan” kata Kol. Inf. Sulistiono Komandan Sektor 10 Satgas Citarum Harum yang hadirberbaur dengan para mahasiswa di acara ini.
Saling Belajar …
Pantauan redaksi dalam kegiatan gebyar ini, padahal 2 bulan lalu di wilayah ini sebelumnya dipenuhi bangunan liar, Rektor UPI Prof. DR. H RD Asep Kadarohman selaku “duet” tuan rumah bersama Komandan Sektor 8 Satgas Citarum Harum, mengingatkan mahasiswa peserta KKN membantu seoptimal mungkin pulihnya Sungai Citarum sebagai sumber daya kehidupan.
“Para mahasiswa dan warga setempat, hendaknya saling berbagi belajar kehidupan. Ini demi perubahan tata lingkungan yang lebih baik bagi generasi sekarang dan mendatang.”
Sementara itu Menteri Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi: Prof. H. Mohamad Nasir Ph.D.,Ak, dalam kesempatan terpisah menyatakan targetnya dalam 1 atau 2 tahun dari target 7 tahun sesuai Perpres No. 15 Tahun 2018:
”Kita akan lihat adanya perubahan yang significant . Idealnya, dalam 7 tahun ke depan, menjadi sungai terbersih di Indonesia.”
Masih kata M Nasir, betapa perlunya koordinasi antar perguruan tinggi dan dan kementerian terkait.”Banyak riset unggulan dari perguruan tinggi tentang penjernihan air, pengolahan limbah, misalnya. Ini perlu dana yang cukup untuk diterapkan di lapangan, sebaiknya sinkronkanlah ini. Melalui KKN tematik ini kita gelar, kegiatan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.”
Sesi penutup acara usai dilakukan dialog jarak jauh dengan para mahasiswa KKN di beberapa sektor Satgas Citarum Harum, dilakukan gelaran seni dan budaya, demo olah raga dayung, dilanjut simbolisasi penanaman pohon keras di bantaran Sungai Citarum. Bila diperhatikan, kondisi Sungai Citarum hari itu saat musim kemarau, airnya tampak susut, dangkal, serta masih berwarna hitam. Sesekali, malah aroma menyengat terhirup dari aneka limbah, seiring arah angin.
“Ini tantangan kita untuk membersihkannya walau pasti berjangka tahunan,” kata salah satu mahasiswa peserta KKN yang diamini beberapa rekannya.
“Semoga tujuh tahun ke depan, pohon flamboyan ini tumbuh subur. Nantinya, kawasan Citarum bisa menjadi obyek wisata yang mendunia, seperti mekarnya bunga Sakura di Jepang,” kata Pangdam lll/Siliwangi, Mayjen TNI Besar Harto Karyawan sambil mengusap-ngusap dengan penuh kasih sayang pucuk bibit tanaman flamboyan dengan menyipratkan air siraman –“Semoga tumbuh subur ya?”
Petinggi lainnya Deputi IV Menko Maritim, Safri Burhanudin yang merasa kecewa, karena tidak berfungsi secara optimal IPAL Komunal yang dikelola PT MCAB di Cisirung, Dayeuhkolot Kabupaten Bandung, kepada redaksi menyatakan apresiasi atas kegiatan KKN Tematik ini.
Safri dikonfirmasi, tindakan apa yang akan dilakukan terhadap para pencemar Sungai Citarum, temasuk penanganan bagi PT. MCAB? Menurutnya waktu 3 bulan sejak Mei 2018 yang dikumpulkan oleh para Dan Sektor tentang pabrik pencemar lingkungan, dan Agustus 2018 adalah periode penting untuk penegakan hukum di lapangan.
“Khusus kasus PT. MCAB yang baru-baru ini saya kunjungi, ini kan lahannya milik Pusair (Puslitbang Sumber Daya Air, Kemen PU), sekarang sedang dilakukan pengurusan serah terima dengan Pemerintah Kabupaten Bandung. Semoga saja persoalan ini segera seselai.” [SA/HS]