EDUPUBLIK, Bandung – Agenda pertemuan bulanan yang biasa dilakukan oleh Dansektor 21 dengan para Dansubsektor nya tersebut dilaksanakan di Kantor Koperasi Kartika Chandra di jalan Gudang Selatan Bandung pada hari Kamis (03/01/2019), dihadiri lengkap oleh 17 Dansubsektor yang bertugas di beberapa wilayah yaitu Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Sumedang yang menjadi area tugas Sektor 21. Selain para Dansubsektor hadir juga beberapa awak media.
Pada pertemuan tersebut Kolonel Inf. Yusep Sudrajat selaku Dansektor 21 mengatakan “Tugas kita adalah fokus hanya mengembalikan ekosistem DAS Citarum sesuai Perpres no. 15 tahun 2018. Tapi kita harus bisa kreatif saat mengemban tugas tersebut dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat,” ucapnya.
Dalam pertemuan itu juga dilakukan evaluasi kerja selama satu bulan, lalu sharing permasalahan dan tanya jawab. Beberapa permasalahan yang muncul dalam waktu satu bulan ke belakang tersebut salahsatunya adalah didapatinya pabrik kembali membuang limbah kotor sembunyi-sembunyi ke sungai saat hujan lebat.
“Saat musim hujan seperti ini jadwal kerja satgas harus disesuaikan. Satgas harus melakukan kontrol justru saat hujan dalam kondisi apapun, siang atau malam agar bisa mengetahui siapa biangnya yang membuang limbah tersebut,” kata Dansektor 21. “Sudah beberapa kali masyarakat melapor kepada saya bahwa dalam kondisi hujan lebat pabrik-pabrik kembali membuang limbah secara sembunyi-sembunyi saat hujan turun,” lanjutnya lagi.
Dansektor 21 juga mengungkapkan bahwa sampai terjadi saluran lubang limbah pabrik tersebut ditutup oleh masyarakat. “Masyarakat bahkan sudah dua kali melakukan penutupan terhadap lubang pembuangan limbah pabrik. Terakhir berita yang sampai adalah hari ini. Satu pabrik di kawasan Rancaekek di tutup saluran limbahnya oleh masyarakat,” ungkap Dansektor 21.
Selain permasalahan limbah pabrik yang dibuang secara sembunyi-sembunyi, ada juga permasalahan terkait kegiatan para satgas saat melakukan giat bersih bersama masyarakat. “Sekali lagi tugas kita adalah mengambalikan ekosistem. Namun tidak salah saat kita membuat taman atau penanaman tanaman di bantaran DAS Citarum,” kata Dansektor 21. “Satu hal saja yang harus dicamkan baik-baik bahwa sampah-sampah yang berjejer di pinggir jalan bukanlah bagian dari tugas satgas Citarum. Satgas tinggal hubungi saja pihak terkait dari pemerintahan yang memang sudah memiliki anggaran dan menjadi tugas mereka untuk menyelesaikan masalah tersebut,” lanjutnya lagi.
Mengenai program pembuatan bak sampah, menurut Dansektor 21 hal tersebut cukup penting untuk memberikan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya bak sampah di lingkungannya. “Sementara pemerintah tidak bekerja maksimal mengenai kondisi sampah yang bertebaran di jalan atau lahan kosong akibat masyarakat sudah tidak berani membuang sampah ke sungai, program pembuatan bak sampah yang sekarang tengah berjalan semoga menjadi triger bagi pemerintah setempat untuk melakukan hal yang sama,” terang Dansektor 21. “Bekerja saja dan lakukan yang terbaik bagi masyarakat,” ungkapnya.[red]