hari ini :

Home » Edukasi » Cetak Rekor MURI, Siti Nurbaya Cinta Karangsong

Cetak Rekor MURI, Siti Nurbaya Cinta Karangsong

EDUPUBLIK Bandung – Pemerintah Kabupaten Indramayu bersama dengan PT. Pertamina (Persero) Rafinery Unit VI Balongan menerima penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai pihak yang memasukan Kurikulum Pendidikan Lingkungan Hidup berbasis Mangrove di sekolah formal.

Langkah Pemkab Indramayu yang memasukan mangrove dalam kurikulum di sekolah dasar, merupakan yang pertama di Indonesia. Dengan kata lain, pelajar di Indramayu sejak usia dini dibekali pendidikan berwawasan lingkungan, dan diharapkan kelak mereka peduli pada lingkungan hidup dimanapun berada.

Atas pencapaiannya itu, Pemkab Indramayu bersama PT Pertamina RU VI Balongan menerima penghargaan dari MURI sebagai kabupaten yang berorientasi pada lingkungan hidup sejak masih belia. Penyerahan piagam MURI dilaksanakan Jum’at pagi (15/02/2019) oleh Manajer Senior MURI, Jusup Ngadri di Pantai Pelabuhan Cirebon bersamaan dengan kegiatan Coastal Clean Up (pembersihan pantai) dalam rangkaian Hari Anti Sampah International.

Bupati Indramayu H. Supendi menjelaskan, sekolah mangrove adalah sekolah formal tingkat dasar yang berwawasan lingkungan dengan menerapkan mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Tematik Mangrove sebagai muatan Iokal. Sekolah mangrove ini pertama digagas dengan menempelkan subsistem muatan lokal pada sistem baku pada Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu.

Bupati Indramayu mengungkapkan, panjang garis pantai Kabupaten Indramayu yang mencapai 147 km, menjadi latar belakang diterapkannya mangrove sebagai muatan lokal. Hal ini membawa banyak manfaat seperti penanaman kecintaan pada lingkungan hidup sejak kecil, juga revitalisasi mangrove di sepanjang pantai Indramayu sendiri. Dengan kondisi demikian maka edukasi terkait lingkungan hidup, khususnya mangrove di wilayah Kabupaten Indramayu menjadi hal yang urgent.

Supendi menambahkan, program yang digagas oleh Pertamina RU VI Balongan itu dimulai sejak tahun 2016 dengan rintisan sekolah pelaksana tematik mangrove yakni SDN 1 Karangsong, SDN 1 Pabean Udik, dan SDN Unggulan. Selanjutnya pada tahun 2017 dilakukan replikasi pelaksana tematik mangrove dengan jumlah sekolah terus bertambah yakni SDN 2 Karangsong, SDN 3 Karangsong, SDN 2 Pabean Udik, SDN 3 Pabean Udik, SDN 4 Paoman, SDN 1 Pasekan, SDN 3 Pabean Ilir, dan SDN 2 Cangkring.

Berikutnya pada tahun 2018, jumlah sekolah semakin bertambah yakni SDN 1 Singaraja, SDN 2 Singaraja, SDN 1 Balongan, SDN 2 Balongan, SDN 3 Balongan, SDN 4 Balongan, SDN 1 Majakerta, SDN 2 Majakerta, SDN 2 Pabean Ilir, SDN 1 Cangkring, SDN 3 Lamarantarung, SDN 1 Dadap, SDN 6 Dadap, SDN 3 Benda, dan SDN 2 Pringgacala.

“Pada tahun 2019 bersama dengan RU VI Balongan kita terus lakukan replikasi sekolah mangrove di seluruh kecamatan wilayah pesisir Kabupaten Indramayu di 11 Kecamatan. Jika memungkinkan semua SD kita terapkan, agar edukasi terhadap lingkungan sudah tertanam sejak dini,” tegas Supendi.

Sementara itu General Manager RU VI Balongan, Burhanudin mengatakan, RU VI Balongan terus berkomitmen untuk memberikan kontribusi yang nyata terhadap pengelolaan lingkungan hidup. Salah satu program yang telah diinisiasi sejak tahun 2017 oleh CSR RU VI Balongan adalah pengembangan sekolah mangrove. Program ini merupakan kerjasama antara Pertamina, dengan Pemkab Indramayu, dan tim ahli yang kompeten dibidangnya sehingga mewujudkan suatu perangkat pembelajaran yang komperhensif dan dilengkapi dengan kurikulum sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran.

Jatuh Cinta Dengan Karangsong

Sementara itu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya, di sela-sela pemberian penghargaan MURI itu menjelaskan, apa yang telah dilakukan oleh Pemkab Indramayu dan Pertamina RU VI Balongan sangat positif dan dapat dijadikan bahan rujukan bagi daerah lainnya di Indonesia untuk menanamkan kesadaran cinta terhadap lingkungan hidup.

Selain itu, lanjutnya, keberhasilan Kabupaten Indramayu bersama dengan RU VI Balongan dalam mengembangkan mangrove membuat dirinya jatuh cinta dan ingin terus kembali ke Indramayu. Karena, dengan satu mangrove saja, imbuhnya, sudah dapat mengangkat nama Indramayu ke pentas nasional.

“Jujur saja, di forum ini saya mengatakan bahwa saya sudah jatuh cinta dengan Karangsong karena pengelolaan Mangrovenya. Di sana akan kita jadikan sebagai pusat pembelajaran mangrove, baik dari sisi manfaat, dan pengolahannya, ” tutur Siti.

Selain penyerahan rekor MURI, pada kesempatan itu diserahkan pula buku kurikulum mangrove kepada SDN Paoman 4 dan berbagai kegiatan lainnya.[iwan]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*