hari ini :

Home » Politics » LSI Denny JA: Tidak Ada Pergerakan Elektabilitas Yang Dinamis, BEDAS Masih Unggul

LSI Denny JA: Tidak Ada Pergerakan Elektabilitas Yang Dinamis, BEDAS Masih Unggul

EDUPUBLIK, Kab Bandung – Pasangan calon (paslon) nomor urut 3 Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan (BEDAS) masih teratas dalam elektabilitas sampai H-7 Pilkada Kabupaten Bandung 2020 berdasarkan hasil survey Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network Denny JA.

Unggul jauh dari paslon nomor urut 1 Kurnia Agustina-Usman Sayogi (NU) dengan 28,2 persen, paslon Bedas tercatat mendulang 45,7 persen elektabilitas, sedangkan paslon nomor urut 2 Yena Iskandar Ma’soem-Atep (Dahsyat) berada di uruta terakhir dengan 14,0 persen.

Hasil tersebut tak berbeda jauh dari survei lembaga yang sama, dua pekan sebelumnya, ketika itu, paslon Bedas meraih 45,9 persen, NU 28,9 persen dan Dahsyat 13,4 persen.

Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Network Denny JA Toto Izul Fatah mengatakan, hal itu menunjukkan bahwa sudah tidak ada pergerakan elektabilitas yang dinamis hingga sepekan terakhir jelang pencoblosan, semua kandidat dilansir sudah dalam posisi dukungan yang relatif stabil.

“Seperti biasa, survei menggunakan metodologi standar, yaitu multistage random sampling, wawancara dilakukan dengan tatap muka menggunakan kuesioner, dengan 1050 responden dan margin of error 3,1%. Survei dilakukan pada periode selama 30 November sampai 1 Desember 2020,” papar Toto.

Dari pengalaman LSI Denny JA melakukan ratusan kali survei, kata Toto, posisi elektabilitas dengan selisih diatas 15 persen dalam H-7 seperti terjadi di Kabupaten Bandung, biasanya tidak pernah mengubah posisi urutan pemenang.

Masih menurut Toto, dinamika hanya mungkin akan terjadi pada selisih perolehan suara yang lebih mendekati urutan diatasnya, “Misalnya, bisa saja, Kurnia-Usman naik dengan elektabilitas diatas 30 persen, tapi cukup sulit untuk bisa menyalip Dadang-Sahrul diatas 45 persen,” kata Toto.

Toto menambahkan, hanya tsunami politik dan money politic yang biasanya mengubah drastis posisi elektabilitas seperti itu, meskipun demikian, Toto menilai tak mudah bagi dua kompetitor Paslon Bedas untuk membuat dua isu besar, tsunami politik dan money politic itu terjadi.

“Sebab, rumus umumnya, seperti berlaku pada tsunami politik, yaitu seberapa mayoritas publik tahu, dan seberapa mayoritas publik percaya,” ujar Toto.

Begitu juga dengan money politic, jika tidak dilakukan massif, tentu tak akan banyak memberi efek signifikan, bahkan bisa jadi, alih-alih ingin mendongkrak suara, yang terjadi malah diskualifikasi, dengan kata lain, Toto mengimbau agar sebaiknya semua kandidat berpikir ulang untuk melakukan itu, karena selain akan merusak tatanan demokrasi, juga berpotensi terkena diskualifikasi.

Dari temuan data terbaru LSI Network Denny JA, Toto menambahkan, beberapa faktor penting yang membuat paslon Bedas konsisten di posisi elektabilitas tertinggi, adalah dukungan yang relatif merata di semua segmen demografis baik gender, suku, agama, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, usia, profesi pemilih partai, pemilih ormas dan bahkan dukungan setiap zona dapil.

Dalam simulasi personal, elektabilitas Dadang Supriatna juga relatif aman di posisi 40 persenan.

“Hanya, bedanya dengan dua pasangan lainnya, Dadang mendapat suntikan elektabilitas yang cukup besar dari calon wakilnya, Sahrul Gunawan, yaitu 48,9 persen,” kata Toto.

Suntikan itu, kata Toto, sangat signifikan dibandingkan dengan calon wakil lainnya, Usman Sayogi yang hanya 16,3 persen dan Atep 20,0 persen.

Kenaikan elektabilitas pasangan paslon Bedas juga terjadi pada pemilih yang berkategori strong supporter, dari sebelumnya, 24,5 persen menjadi 29,5 persen.

“Ini artinya, pasangan BEDAS sudah punya bekal suara militan 29,5 persen yang tak akan berubah sampai hari H pencoblosan. Bandingkan dengan modal suara militan pasangan Kurnia-Usman yang 19,6 persen dan Yena-Atep hanya 8,5 persen,” ungkapnya.[***]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

shares