EDUPUBLIK, Bandung – Kurang lebih enam minggu menjelang pelantikan pasangan Gubernur Jabar terpilih, tepatnya pada 17 Septenber 2018, Ridwan Kamil meluncurkan TOS (Tim Optimasi Sinkronisasi). Ini dilakukan di Hotel Papandayan Jl. Gatot Subroto Kota Bandung (26/7/2018).
“Dalam dua hari kedepan akan diluncurkan pula online khusus untuk menampung aspirasi seluruh masyarakat,” paparnya dengan menambahkan keterangan – “Ini semacam jendela bagi masyarakat untuk memberikan masukan melalui interaksi digital.”
Diterangkan lebih jauh, kelak masukan terbaik dari online ini, akan dipilih dan didokumentasikan menjadi program pasangan ‘Rindu’ kedepan.
“Harapannya, semua pihak akan merasa yakin, Jabar bisa menjadi Juara, ujarnya.
TOS, Apa dan Siapa
TOS terbentuk hari itu, ia diisi oleh 14 orang tokoh Jabar dengan berbagai latar belakang. Didalamnya terdapat dua mantan pimpinan KPK masing-masing Erry Riana Hardjapamekas (Ketua) dan Chandra Hamzah. Lainya, dari perwakilan partai politik, muncul nama-nama M Rachmat (NasDem), Sidkon Djampi (PKB), Pepep Syaiful Hidayat (PPP), Dian Rahardian (Hanura), Reza Arfah (PSI) , dan Eka Santosa (Berkarya).
Sedangkan komposisi tokoh independen terdiri atas Ipong Witono, Indratmo (akademisi ITB), Sunaryo Kartadinata (mantan rektor UPI), Budiana K (perwakilan jurnalis), Fahlino Sjuib (akademisi Boston), serta Chandra M Hamzah (mantan petinggi KPK).
Demi meperlancar kinerja TOS ini akan dibentuk 25 kelompok kerja, ini disusun untuk menyusun variabel rekomendasi pada program kerja mendatang.
“Tim ini akan menampung semua aspirasi masyarakat untuk dijadikan masukan dan rekomendasi,” kata Ridwan Kamil.
Ditnjau lebih jauh komposisi anggota TOS ini berasal dari berbagai latar belakang. Mereka itu terdiri atasmiliter, doctor, profesor, mantan petinggi KPK, pebisnis, maupun aktivis yang selama ini memiliki rasa kepedulian bagi pembangunan di Jawa Barat.
Ditanya tentang prioritas apa dalam 100 hari kedepan untuk psangan No. 1 di Pilgub Jabar 2018 ini? “ Masalah peningkatak ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan lainnya, jelas akan digodog melalui TOS ini bersama seluruh elemen warga Jabar,” begitu ujarnya dihadapan para anggota TOS.
“Dalam hal maslaha lingkungan, persoalan di DAS Citarum bisa menjadi prioritas. Termasuk tata ruang dan tata wilayahnya,” demikian tuturnya ketika ada pewarta yang mempertanyakan peroalan lingkungan yang kini gencar secang digarap oleh 1.800-an pasukan dari Kodam III Siliwangi.
Kembali Ridwan Kamil menjawab ketika ditanya para pewarta – biaya untuk kegiatan TOS ini dari mana? “Masih kami usahakan dariudunan (patungan). Macam-macam ada yang mengontrakkan kantor, dan semacamnya.”
Kata Eka Santosa
Secara terpisah Ketua DPW Partai Berkarya, Eka Santosa yang dikenal juga sebagai pegiat lingkungan sebagai Ketua Forum DAS Citarum, Gerakan Hejo, dan Sekjen BOMA (Baresan Olot Masyarakat Adat) Jabar, ditemui di Hotel Papandayan pada hari itu, menyambut baik keterlibatannya dalam TOS ini.
“Bersyukur sedikitnya 5 bidang kelompok kerja seperti budaya, lingkungan, eknonomi kreatif, pertanahan dan perumahan, serta budidaya perikanan dan kelautan, diakomodir oleh TOS ini. Kami akan all out mengirimkan para pakar yang menguasai permasalahan ini.” (IG/HS)