EDUPUBLIK, Kab. Bandung – Pengecoran saluran pembuangan limbah industri yang berada di aliran sungai Cisuminta yang merupakan anak sungai Citarum di laksanakan Satgas Citarum Harum sektor 7 yang berada dibawah Komando Kolonel Kav. Purwadi bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung serta para relawan lingkungan, Jum’at (28/09/2018).
Pada pengecoran saluran ini berada dilingkungan PT. PANASIA INDORESOURCES, Tbk Jalan Moh. Toha Km. 6.0 Bandung. Beberapa pihak perusahaan yang berada disekitar titik lubang limbah, belum ada yang mengakui sehingga dilakukan penutupan oleh Satgas Citarum Harum dengan cara Di-cor
Pada saat diminta penjelasan terkait penutupan saluran pembuangan ini, Dansektor 7 Kolonel Kav. Purwadi mengatakan,” Saluran siluman ini sebelumnya sudah dilaporkan pada saat ada kunjungan Menko ke IPAL Cisirung oleh Bapak Robby dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten. Selanjutnya kami pelajari, ternyata tidak ada perubahan dan juga sudah pernah dikumpulkan oleh DLH tetapi tidak ada kemajuan”, ucapnya.
Dansektor melanjutkan,” Kemarin pada hari Kamis pada pukul 11.00 Wib pada saat kami sedang mengecek Pabrik Famatex, di belakangnya ternyata ada alirah limbah yang berwarna hitam dan berbau, kami tanya Pihak Famatex tidak merasa dan pabrik yang lain juga tidak merasa ahirnya saya ambil keputusan untuk menutup titik saluran pembuangan ini”, jelasnya.
Masih menurut Dansektor,” Pada saat ini saluran yang ditemukan di titik ini ada 3, yaitu sebelah kiri depan dan bawah, dan yang paling besar yang bawah, sehingga kami menggunakan alat pompa untuk menyedot airnya. Kegiatan ini juga bertujuan untuk melokalisir DAS sungai Citarum dari pembuangan limbah industri yang masih kotor, sesuai dengan amanah Perpres No. 15 tahun 2018 yaitu Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum”,pungkas Dansektor
Pada lokasi yang sama Robby Dewantara S selaku Kepala Seksi Penaatan Hukum Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung mengatakan,” Sebenarnya ini bukan temuan baru di kita, baru kemarin kita menutup yang baru disekitar sini, karena posisinya kita juga sudah berkoordinasi dengan pak Purwadi selaku Dansektor. Ada satu titik disungai Cisuminta yang terdapat saluran air, dan ini terus terang menjadi titik visi utama kita terutama di Dinas Lingkungan Hidup bersama dengan TNI dalam hal ini Satgas Citarum Harum”, ujarnya
Robby melanjutkan,” Disini Ada sekitar 12 titik yang kita coba identifikasi dan yang sudah kita lakukan penutupan juga bersama dengan TNI, kemudian dari 12 titik ini telah sampai di titik yang di Famatex ini jadi tinggal ini PR kita. Kemarin kita sudah lakukan pertemuan dengan perusahaan-perusahaan yang diduga kuat mengalirkan limbah ke aliran situ. Pada awal bulan September kita juga coba mengumpulkan para pengusaha disana tapi tidak ada yang mengaku, kondisi ini perlu cepat di atasi,” jelas Robby
Masih menurut Robby,” Titik ini yang 13 dan nantinya akan kita lakukan sampai dengan akhir dan barusan juga ada laporan ditemukan aliran agak merah di lokasi lain, tentunya semua temuan akan saya identifikasi juga. Dengan ditutupnya titik ini nanti akan saya coba bagaimana kita ketahui saluran saluran ini arahnya kemana, nantinya bisa kita lihat yang mudal/meluap perusahaan siapa dan akan saya interpensi kesana,
,” Kalau yang 12 titik sebelumnya sudah saya layangkan paksaan pemerintah, sedangkan pada titik ini diantaranya Ada Artostex, Sumber Sandang, AML dan Famatex yang teridentifikasi membuang limbah kealiran ini belum ada yang mengaku. Nantinya setelah ada yang teridetifikasi dan kita tahu siapa, pasti surat paksaan pemerintah akan keluar,” Tegasnya
Robby menambahkan,” Kita mulai intervensi dari 2017 akhir datanya ada, selama ini kita mulai dari hulu sampai sini karena visi kita adalah bagaimana sungai Cisuminta bersih dan ini sudah saya sampaikan ke Dansektor karena Sungai Cisuminta bukan badan air penerima air limbah. Programnya setelah limbah baru sampah dan selanjutnya bangunan liar dan ini sudah saya koordinasikan dengan Pol PP dan Pol PP sudah kontak-kontak kita untuk bergerak kapan, karena kalau lihat disini, untuk melakukan pemantauan sulit karena lokasinya berada didalam. Diidentifikasi ada beberapa titik bangunan liar, jadi kita akan coba atasi sehingga pada saat kita akan melakukan pemantauan ada akses”, ungkapnya. (SA)