EDUPUBLIK, Kab Bandung – Tindak lanjut MoU (memorandum of understanding) antara Gerakan Hejo, Eka Santosa; Betha Kurniawan, Direktur Cabang Bandung PT Bintang Bahagia Bersama; dan Irianto, Direktur Pemasaran PT. Dua Bahagia Abadi pada September 2018, kembali bergulir di Desa Lengkong Jl. Ciganitri No. 1 Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung.
Pelaksanaan di lapangan pada Minggu, 23 Desember 2018, di antaranya menerapkan pilot poject penanganan sampah melalui inovasi mesin pemusnah sampah, yang ramah lingkungan dan hemat enerji. Jelasnya, teknologi mesin berbahan bakar air dan solar, diharapkan dapat menanggulangi sampah lebih terpadu.
Pada hari itu, Gerakan Hejo menghadiri penutupan Pelatihan Satgas Smart Village daerah setempat. Peserta awal kegiatan ini 20 orang. Mereka ini warga Desa Lengkong dengan kerelaannya, mengikuti pelatihan selama dua hari (22 -23/12/2018). Dua hari mereka menyerap aneka kiat penanganan sampah yang ramah lingkungan dari berbagai pihak, termasuk para pakar persampahan dan lingkungan di tingkat Jawa Barat dan Kabupaten Bandung.
“Semoga prakarsa ini bisa menjadi contoh untuk penanganan sampah lebih terpadu. Apalagi berbarengan dengan program Citarum Harum yang dicanangkan Presiden Jokowi sejak Maret 2018,” papar Harri Safiari, Wakil Ketua Bidang Media DPP Gerakan Hejo mewakili Eka Santosa, Ketua DPP Gerakan Hejo.
Jenis mesin pemusnah sampah yang akan dipasang di halaman belakang Kantor Desa Lengkong (20 X 10 M2), menurut Betha Kurniawan mampu mengolah sampai organik dan non organik sebanyak 500 kg per jam. Persisnya, mesin ini berbasis air dan solar dengan perbandingan 1 banding 3, namanya TOSSTM (Tempat Olah Sampah Solair Terpadu Mandiri).
“Kelebihannya dengan mesin sejenis, lebih hemat enerji dan ramah lingkungan. Tepatnya dipasang sebagai pilot project, mulai pertengahan Januari 2019,” ujar Betha sambil menjelaskan –“Pada Maret 2019 akan dipasang mesin yang sama dengan dengan kapasitas lebih besar di area lain milik Desa Lengkong seluas kurang lebih 8.000 M2.”
Menurut Agus Salam R, Ketua Satgas Smart Village Desa Lengkong, kehadiran pilot project mesin pemusnah sampah yang ramah lingkungan seperti saat ini, sudah lama mereka harapkan oleh ribuan warga:
“Perhitungan kami ada 10 ton sampah setiap hari di desa kami. Sedikitnya ada 10 perumahan besar disini. Selama ini kami bingung, bagaimana mengolahnya. Dengan adanya TOSSTM, sampah di tempat kami semoga tidak bermasalah lagi.”
Sementara itu H. Ade Wijaya Haryono putra dari H Ano penemu teknologi mesin pemusnah sampah TOSSTM, yang selama ini merasa sejalan dengan Kepala Desa Lengkong Alih Koliawati dalam hal penanganan sampah berbasis ramah lingkungan, kepada redaksi menyatakan optimis pilot project ini akan berhasil:
“Bedanya dengan pihak lain yang selama ini kerap menjalin kerjasama di bidang persampahan, Ibu Alih Koliawati mempersiapakan diri dengan matang. Buktinya, puluhan kader digembleng secara teori maupun praktik.”
Secara terpisah Eka Santosa seusai kehadiran Gerakan Hejo ke Desa Lengkong, menyatakan:”Sampah itu bukan sekedar musuh, melalui mesin TOSSTM yang hasilnya bisa berupa pupuk dan pakan ternak, ini perspektif baru bahwa sampah itu teman kita juga.” [SA/MG]