hari ini :

Home » Ragam » Sikapi Revolusi Industri 4.0, PMII Perkuat Kapasitas Kader, Kata Abdurahman Wahid

Sikapi Revolusi Industri 4.0, PMII Perkuat Kapasitas Kader, Kata Abdurahman Wahid

photo credit: PMII / dok. Ist

EDUPUBLIK, Bandung – Dalam kaitan hari lahir Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ke-58, yang perayaannya berlangsung di Gedung Sabuga Bandung, (17/4/2018) Abdurahman Wahid Ketua PC PMII Ciputat 2017 – 2018, angkat bicara.

Dihadapan kader PMII yang ulang tahun organisasinya bertemakan Satu Barisan dan Satu Cita PMII Untuk Indonesia, Abdurahman Wahid menekankan secara khusus, makna globalisasi dan teknologi modern.

Menurutnya, saat ini kita tengah memasuki era revolusi industri 4.0. Ini adalah era industri digital, faktanya ia telah menjadi suatu paradigma serta acuan dalam kehidupan kita. Era revolusi industri 4.0 hadir bersamaan dengan munculnya era disrupsi. Hal ini menjadi tantangan tersendiri. Kader PMII di mana pun itu, harus hati-hati dan bijak menyikapinya.

“PMII sebagai ruang bagi pengembangan kapasitas, kreativitas dan inovasi harus mampu menjawab perkembangan teknologi dan revolusi industri 4.0. Tentu ini pun harus sejalan dengan role model kaderisasi di PMII. Tujuannya, agar kader PMII kapan pun harus hati-hati menyikapinya. Jangan salah kaprah, kita.”

Kembali menurutnya, di usia PMII ke-58, perlu memberikan narasi yang utuh agar persoalan bangsa mampu dijawab dengan sikap yang bijak dan dewasa.

“Paradigma PMII yang ada saat ini perlu juga melihat literasi teknologi.
Pengembangan sumber daya manusia, kemampuan membaca, menganalisa, dan membuat konklusi berfikir berdasarkan data (realitas) serta Informasi (big data). Semua itu sebagai modal untuk memperkuat kapasitas kader,” tandasnya yang disambut gempita seluruh audiens kala itu.

“Untuk itu, tugas kaderisasi saat ini melalui proses pembelajarannya bukan hanya menekankan pada penguatan kompetensi paradigma lama, tetapi secara simultan mengokohkan pada penguatan literasi atau paradigma baru. Ini menyatu dalam penguatan kompetensi di bidang keilmuan, maupun profesi. Kita harus siap menghadapi revolusi industri 4.0 termasuk fenomena era disrupsi, makanya harus bijak dan cermat,” pungkasnya. [HS/rls]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*