EDUPUBLIK, Pangandaran – Sepertinya nyaris tak banyak orang tahu, padahal yang terjadi pada hari hari Senin (15/10/2018), tatkala hadir Rektor Unpad Prof. Dr. Med. Tri Hanggono Achmad, dr., Dekan FPIK (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan) Unpad Dr. sc.agr. Yudi Nurul Ihsan, dan pihak PT Gani Arta Dwitunggal, Andi J Sunadim sebagai produsen KJA (Keramba Jaring Apung) merek Aquatec – mereka melakukan ‘langkah besar’ memanen ikan pada pilot project budidaya ikan kerapu di Pantai Pangandaran Timur, Jawa Barat.
Menurut Yudi Nurul Ihsan yang mantan anggota TOS (Tim Optimasi & Sinkronisasi) Gubernur Jabar Ridwan Kamil, pada hari itu dipanen 5 kuintal ikan kerapu. Ini dihasilkan dari sekitar 1.500 bibit ikan yang ditebar sekitar 6 bulan bulan lalu, kini beratnya rata-rata 600 gram per ekor.
“Salah satu riset yg dikembangkan, penggunaan enzime papaya. Ini untuk mempecepat pertumbuhannya. Hasilnya hari ini kita buktikan, ternyata bagus,” katanya yang didampingi rekan seniornya sesama mantan anggota TOS “Husen Lauk” alias Ir. Mohamad Husen.
“Husen Lauk” hadir hari itu dalam kapasitasnya sebagai pengurus MAI (Masyarakat Aquakultur Indonesia) Jawa Barat. “Keberhasilan ini akan dikembangkan di Pantai Utara Jabar, dan Jabar Tengah, tentu dengan merubah variabel dan kondisioning saja sesuai kebutuhan setempat.”
Dalam sambutanya, Rektor Unpad mengapresiasi capaian program ini. Harapannya, lakukanlah terus kerjasama seperti ini dengan berbagai pihak.
“Ke depan Unpad dan Aquatec harus saling bersinergi. Kehadiran Unpad sebagai perguruan tinggi terbaik di Jawa Barat, harus menjadi solusi bagi permasalahan dunia perikanan. Unpad harus hadir di tengah-tengah masyarakat, membantu pemerintah membamgun sektor perikanan secara nyata.”
Tinggi, Harga Jual
Pengamatan redaksi budidaya ikan kerapu dewasa ini menjadi trend di kalangan nelayan Pantai Selatan Jabar. Di pasaran pada awal tahun 2018 harga per kilo ikan kerapu Rp. 100 ribu atau lebih. Ini dihasilkan setelah 5 atau 6 bulan dibudidayakan. Hingga hari ini permintaannya cukup tinggi. Kerapu di Pantai Selatan Jabar, kini berprospek cerah.
Manfaat praktis budidaya ikan kerapu di lapangan, di antaranya dapat membantu tingkat ekonomi nelayan, mengatasi masa paceklik, juga sebagai solusi pengganti alat tangkap yang tidak ramah lingkungan.
Menurut “Husen Lauk” dan Yudi pengembangan budidaya ikan kerapu di Pantai Selatan Jabar merupakan tahapan kecil. Sedang dikembangkan solusi lain, berupa pengembangan 10 komoditas unggulan berbasis kewilayahan, dan bisnis budidaya ikan terpadu.
Yang dimaksud pengembangan 10 komoditas unggulan lain di Jabar itu, antara lain: 1. Udang & lobster 2. Kerapu 3. Kakap 4. Kerapu 5. Baronang 6. Kepiting & rajungan 7. Rumput laut 8. Nila, Gurame, Mas 9. Patin dan jambal daging putih, dan 10. Ikan hias.
“Ini baru satu atau dua langkah dari Pantai Selatan Jabar, semoga bisa berkembang ke 9 komoditas budidaya ikan lainnya sesuai rencana,” kata Yudi yang seusai panenan budidaya ikan kerapu ini, bersama rombongan akan meninjau salah satu pusat pengembangan budidaya ikan kancra di Tasikmalaya.
Diperoleh info, ikan kancra yang nyaris hilang di Tatar Pasundan, setelah melalui kajian mendalam akan kembali dijadikan produk unggulan perikanan baru di Jabar. (HS/MG/SF)